KELOMPOK
IHLUS FARDAN 13
KURROTUL UYUN 16
NELLA ELFAZIARNI 20
TINTRIM ANTIKA D.P 30
KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM BIDANG EKONOMI
Ilmu
ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :
- Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
- Sumber daya tersedia secara terbatas.
- Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Ilmu
ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi
kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang
terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaan (opportunity
cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi
dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
1. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat
(keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional,
kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi,
pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Permasalahan
yang dihadapi oleh ekonomi makro adalah :
a.
Korupsi
b.
Kemiskinan dan
pemerataan pendapatan
c.
Krisis nilai tukar
d.
Hutang luar negeri
e.
Perbankan, kredit
macet
f.
Inflasi
g.
Pertumbuhan ekonomi
h.
Pengangguran
i.
Produktivitas yang
rendah
j.
Konflik social dan
ancaman disintegrasi bangsa
Ilmu
ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
- Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
- Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
- Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara
ilmu ekonomi mikro mempelajari
variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah
tangga.
Dalam
ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya
yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori,
tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum
bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala
makro dengan asumsi ceteris paribus
( anggapan dalam hal-hal lainnya konstan )
Penerapan
ekonomi mikro :
1.
Teori konsumsi
2.
Teori produksi dan harga
3.
Kesejahteraan ekonomi
4.
Organisasi industri
5.
Kegagalan pasar
6.
Ekonomi finansial
7.
Perdagangan internasional
Perbedaan
ekonomi mikro dan ekonomi makro
Dilihat dari
|
Ekonomi Mikro
|
Ekonomi Makro
|
Harga
|
Harga ialah
nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja)
|
Harga adalah
nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
|
Produksi
|
Produksi dilihat secara individu
Contohnya berapa banyak baja, berapa banyak mobil,
berapa banyak kantor.
|
Produksi dilihat secara nasional
Contohnya total hasil produksi, pertumbuhan hasil
produksi.
|
Pendapatan
|
Diistribusi pendapatan dan kekayaan
Contohnya gaji minimum, gaji industri otomotif
|
Pendapatan secara nasional
Contohnya total gaji dan upah, total keuntungan
perusahaan.
|
Tenaga Kerja
|
Tenaga kerja dalm bisnis individu
Contohnya jumlah akuntan, jumlah pekerja dalam sebuah
perusahaan.
|
Tenaga kerja dan pengangguran dalam perekonomian
Contohnya jumlah pekerjaan, tingkat pengangguran.
|
Unit analisis
|
Pembahasan
tentang kegiatan ekonomi secara individual.
Contohnya
permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar,
penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan
|
Pembahasan
tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan.
pendapatan
nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan
ekonomi.
|
Tujuan analisis
|
Lebih
memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat
dicapai kombinasi yang tepat.
|
Lebih
memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap
perekonomian secara keseluruhan
|
Masalah-masalah
yang dihadapi pemerintah dan upaya pemerintah dalam menanggulanginya di bidang ekonomi
- Masalah kemiskinan
Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui
berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha
Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu),
GN-OTA dan program wajib belajar.
- Masalah Keterbelangkangan
Masalah yang dihadapi adalah rerndahnya tingkat pendapatan
dan pemerataannya, rendahnya pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya
fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, renddahnya tingkat keterampilan,
rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, produktivitas kerja,
lemahnya manajemen usaha. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah berupaya
meningkatkan kualitas SDM, pertukranan ahli, transper teknologi dari Negara
maju.
- Masalah pengangguran dan kesempatan kerja
Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan
antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Untuk
mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga
tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia,
pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian
informasi yang cepat mengenai lapangan kerja
- Masalah kekurangan modal
Kekurangan modal adalah suatu cirri penting setiap Negara
yang memulai proses pembangunan. Kekurangan modal disebabkan tingkat pendapatan
masyarakat yang rendah yang menyebabkan tabungan dan tingkat pembentukan modal
sedikit. Cara mengatasinya memlaui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan
investasi menjadi lebih produktif.
Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
- Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan.
- Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa public, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
- Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.
PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh
pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
- PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi
dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah
yang bersangkutan
- PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang
dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun,
termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara
tersebut yang berada di luar negeri.
Rumus
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
- NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi)
dan barang pengganti modal.
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan
- NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh
masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
- PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima
masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh
laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan
ditambah dengan transfer payment.
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran
asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
- DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah
siap dibelanjakan oleh penerimanya.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
- Tujuan dan manfaat perhitungan pendapatan nasional
Tujuan mempelajari pendapatan nasional :
- Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
- Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun
- Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.
- Manfaat mempelajari pendapatan nasional
- Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
- Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi
- Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
- Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
- Perhitungan Pendapatan Nasional
- Metode Produksi
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari
seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi
masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
b.
Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan
dari seluruh penerimaan (rent, wage,
interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu
negara selama satu periode.
Y = r + w + i + p
c.
Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari
seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi
(RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)
Pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita
adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan
perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional
suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga
merefleksikan PDB per kapita.
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur
kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur
negara tersebut.
Perbandingan per Kapita Indonesia dengan Negara lain
Pendapatan per kapita Indonesia jika dibandingkan dengan
negara-negara di Asia Tenggara, ternyata masih termasuk rendah. Untuk lebih
jelasnya, lihat tabel 1.2.

Hubungan Pendapatan Nasional, Penduduk dan Pendapatan Perkapita
Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan kumpulan
pendapatan masyarakat suatu negara. Tinggi rendahnya pendapatan nasional akan
mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan per kapita negara yang bersangkutan.
Akan tetapi, banyak sedikitnya jumlah penduduk pun akan mempengaruhi jumlah
pendapatan per kapita suatu negara.
Untuk lebih memperjelas, perhatikan tabel di bawah ini!
Untuk lebih memperjelas, perhatikan tabel di bawah ini!

Dari tabel 1.1 di atas, nampak jelas bahwa India yang
memiliki PDB per tahun US $ 427.407.000.000,00 hanya mendapatkan pendapatan per
kapita US $ 440,00. Lain halnya dengan Singapura yang mendapatkan PDB per tahun
US $ 95.453.000.000,00 ternyata pendapatan per kapitanya US $ 30.170,00.
Mengapa demikian?
Ternyata tingginya pendapatan nasional suatu negara, tidak
menjamin pendapatan per kapitanya juga tinggi. Hal ini terjadi karena faktor
jumlah penduduk juga sangat menentukan tinggi rendahnya pendapatan per kapita.
1. Pengertian Inflasi
Dalam ekonomi,
inflasi memiliki pengertian suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (kontinu). Dengan kata lain, inflasi merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi merupakan proses suatu
peristiwa dan bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Dianggap inflasi jika terjadi
proses kenaikan harga yang terus-menerus dan saling memengaruhi. Penggunaan
inflasi digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang, yang kadangkala
dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
2. Penyebab Inflasi
a) Tarikan permintaan (Demand pull inflation)
Bertambahnya permintaan terhadap barang dan
jasa menyebabkan bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi. Meningkatnya
permintaan terhadap produksi menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi,
inflasi terjadi karena kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian
yang bersangkutan dalam situasi full employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh
permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga
dikenal dengan istilah demand pull inflation.
b) Desakan biaya (Cost push inflation)
Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya
produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang
dihasilkan ikut naik.
1. kekakuan (ketidakelastisan) penerimaan ekspor;
2. kekakuan
(ketidakelastisan) penawaran bahan makanan
3. Cara Menghitung Laju Inflasi
Untuk menghitung
besarnya laju inflasi dapat digunakan Indeks Harga, sebagai berikut.
Laju inflasi = x 100%
Keterangan:
IHt = Indeks Harga tahun tertentu (dihitung)
IHt–1 = Indeks Harga tahun sebelumnya
Contoh
Diketahui:
Indeks Harga Konsumen bulan Maret 2005 = 150,65
Indeks Harga Konsumen bulan Februari 2005 =
145,15
Besarnya laju inflasi bulan Maret 2005 adalah:
Laju Inflasi
= 150,65 – 145,15 x 100%
= 3,79%
Termasuk inflasi ringan.
Mengenai Indeks Harga dijelaskan di akhir Bab
ini.
Laju inflasi = x 100%
4. Penggolongan Inflasi
a) Berdasarkan asal timbulnya inflasi
1. Inflasi berasal dari dalam negeri, misalnya sebagai akibat
terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang
baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri, yaitu inflasi
sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini terjadi akibat biaya
produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
b) Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga Jika kenaikan
harga secara umum hanya berkaitan dengan beberapa barang tertentu secara kontinu
disebut inflasi tertutup (closed inflation), dan apabila kenaikan harga terjadi
secara keseluruhan disebut inflasi terbuka (open inflation), sedangkan apabila
serangan inflasi demikian hebatnya dan setiap saat harga-harga terus berubah
dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan
nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tak terkendali (hyperinflation).
c) Berdasarkan parah atau tidaknya inflasi
Berdasarkan parah atau tidaknya,
inflasi dapat digolongkan:
1. inflasi ringan (di bawah 10% setahun),
2. inflasi sedang (antara 10%–30% setahun),
3. inflasi berat (antara 30%–100% setahun), dan
4. inflasi tak terkendali (di atas 100% setahun)
5. Dampak Inflasi
Secara umum,
inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang
positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung, dan mengadakan
investasi.
Sebaliknya,
dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali
(hiperinflasi) keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan
lesu, orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan
investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat, para penerima
pendapatan tetap, seperti pegawai negeri atau karyawan swasta, serta kaum buruh
akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi
semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
6. Cara-cara Mengatasi Inflasi
a) Kebijakan Moneter
Seperti yang telah disebutkan di
atas, peran bank sentral dalam mengatasi inflasi adalah dengan mengatur jumlah
uang yang beredar. Kebijakan yang diambil oleh bank sentral tersebut dinamakan
kebijakan moneter, yaitu dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut.
1. Politik Diskonto (discount policy) adalah politik bank
sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan
tingkat bunga. Dengan menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang
beredar di masyarakat akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan
uangnya di bank daripada menjalankan investasi.
2. Politik Pasar Terbuka (open market policy) dijalankan
dengan membeli dan menjual surat-surat berharga. Dengan menjual suratsurat
berharga diharapkan uang akan tersedot dari masyarakat.
3. Politik Persediaan Kas (cash ratio policy) adalah politik
Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan
menurunkan persentase persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase
persediaan kas, diharapkan jumlah kredit akan berkurang.
4. Pengawasan kredit secara selektif.
b) Kebijakan Fiskal
Selain kebijakan moneter,
pemerintah dapat juga memberlakukan kebijakan fiskal yaitu kebijakan yang
berhubungan dengan pengaturan penerimaan dan pengeluaran Negara. Jadi yang
diatur dalam kebijakan fiskal adalah
1. pengaturan pengeluaran pemerintah (APBN) dan
2. peningkatan tarif/pajak.
c) Kebijakan Nonmoneter
Selain dua kebijakan di atas ada
juga yang disebut kebijakan nonmoneter yang mengatur hal-hal berikut.
1. Peningkatan produksi.
2. Kebijakan upah.
3. Pengawasan harga.
7. Indeks Harga
a) Pengertian Indeks Harga (Price Index)
Untuk menghitung besar laju
inflasi, sebelumnya kita harus mengetahui dulu besarnya Indeks Harga, yaitu
perbandingan perubahan harga tahun tertentu (given year) dengan tahun dasar
(based year). Indeks harga biasa digunakan untuk mengetahui ukuran perubahan
variabel-variabel ekonomi sebagai barometer keadaan perekonomian, memberi
gambaran yang tepat mengenai kecenderungan perdagangan dan kemakmuran. Beberapa
macam indeks harga adalah sebagai berikut.
1. Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka yang menggambarkan
perbandingan perubahan harga barang dan jasa yang dihitung dianggap mewakili
belanja konsumen, kelompok barang yang dihitung bisa berubah-ubah disesuaikan
dengan pola konsimsi aktual masyarakat.
2. Indeks harga produsen (IHP) adalah perbandingan perubahan
barang dan jasa yang dibeli oleh produsen pada waktu tertentu, yang dibeli oleh
produsen meliputi bahan mentah dan bahan setengah jadi. Perbedaannya dengan IHK
adalah kalau IHP mengukur tingkat harga pada awal sistem distribusi, IHK
mengukur harga langsung yang dibayar oleh konsumen pada tingkat harga eceran.
Indeks harga produsen biasa disebut juga indeks harga grosir (wholesale price
index).
3. Indeks harga yang harus dibayar dan diterima oleh petani.
Indeks harga barang-barang yang dibayar oleh petani baik untuk biaya hidup
maupun untuk biaya proses produksi, apabila dalam menghitung indeks dimasukkan
unsur jumlah biaya hipotek, pajak, upah pekerja yang dibayar oleh petani,
indeks yang diperoleh disebut indeks paritas. Rasio antara indeks harga yang
harus dibayar oleh petani dengan indeks paritas dalam waktu tertentu disebut
rasio paritas (parity ratio).
b) Ciri-ciri Indeks Harga
Indeks harga mempunyai ciri-ciri di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Indeks harga sebagai standar sebagai perbandingan harga
dari waktu ke waktu.
2. Penetapan indeks harga didasarkan pada data yang relevan.
3. Indeks harga ditetapkan oleh sampel, bukan populasi.
4. Indeks harga dihitung berdasarkan waktu yang kondisi
ekonominya stabil.
5. Penghitungan indeks harga menggunakan metode yang sesuai
dan tepat.
6. Penghitungan indeks harga dilakukan dengan cara membagi
harga tahun yang akan dihitung indeksnya dengan harga tahun dasar dikali 100.
c) Metode penghitungan Indeks Harga
1. Metode penghitungan indeks harga tidak tertimbang
Penghitungan indeks harga tidak tertimbang ada dua macam, yaitu indeks harga
tidak tertimbang sederhana (komoditi tunggal) hanya satu barang dan indeks
harga tidak tertimbang dengan banyak komoditi (gabungan).
a. Rumus indeks harga tidak tertimbang sederhana:
IHTT = . 100

b. Rumus indeks harga tidak tertimbang gabungan:
IHTTG = . 100
Pn = harga pada tahun tertentu (ke–n)
Po = harga pada tahun dasar
2. Metode penghitungan indeks harga yang banyak digunakan
Metode Penghitungan indeks harga yang sering digunakan dalam menghitung inflasi
adalah metode tertimbang, yaitu:
a) Metode Laspeyres
Metode Laspeyres adalah metode penghitungan
angka indeks yang ditimbang dengan menggunakan faktor penimbang kuantitas pada
tahun dasar (Qo) dengan rumus IH Laspeyres.
IL = . 100
b) Metode Paasche
Metode penghitungan angka indeks yang ditimbang
dengan menggunakan faktor penimbang kuantitas barang pada tahun yang dihitung
angka indeksnya. (Qn = Kuantitas tahun tertentu) Rumusnya sebagai berikut.
IP = . 100
Keterangan:
IL = Indeks Harga Laspeyres
IP = Indeks Harga Paasche
Po = Harga tahun dasar
Pn = Harga tahun n (tertentu)
Qo = Kuantitas tahun dasar
Qn = Kuantitas tahun tertentu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar